Table of Content
Logo GNFI

Derap Tren Olahraga Lari Masa Kini

Indonesia sedang dilanda demam lari. Ingin ikut melakukannya juga? Simak manfaat dari olahraga satu ini serta aneka tipsnya bagi pemula.

Cobalah datang ke Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta,  niscaya Kawan akan menemukan pemandangan orang-orang yang berlari. Pada pagi maupun sore hari, banyak yang berbondong-bondong datang untuk berlari untuk mencari keringat. Saat malam tiba, bahkan orang yang datang berlari tak jarang akan semakin banyak.

Pemandangan semacam itu tidak hanya ada di GBK. Di tempat-tempat lain di berbagai penjuru Indonesia, jamak terlihat orang-orang yang berlari. Saat ada event lomba lari, ramainya bahkan melonjak drastis. Ribuan pelari bakal berkumpul di satu tempat untuk berlari bersama dan mencatatkan torehan waktu terbaik mereka.

Olahraga lari saat ini memang tengah booming sehingga semakin banyak yang melakukannya. Lari memang bukan olahraga yang asing, namun belakangan ini peminatnya semakin ramai. Tua, muda, laki-laki maupun perempuan, semua kalangan seakan tak ingin ketinggalan berlari.

Di tengah semakin baiknya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya berolahraga demi tubuh sehat, tak heran apabila lari banyak digemari. Hanya bermodal sepatu dan pakaian olahraga yang nyaman, semua bisa langsung mulai berlari. Tak perlu pula bingung mencari lokasi olahraga, karena area sekitar rumah atau tempat kerja pun bisa jadi lokasi untuk berlari.

Salah satu yang terkena demam lari ini adalah Mohammad (41), seorang karyawan swasta. Ia biasa berlari setidaknya sepekan sekali di Tebet Ecopark, taman yang terletak di Jakarta Selatan, tak jauh dari kantornya. Baginya, berlari tidak hanya menjaga agar tubuh senantiasa bugar, tetapi juga menjernihkan pikiran dan mencari inspirasi.

"Menurut gue enak, bisa lihat orang dan alam, dan gue dapet beberapa ide di sini," ujar Mohammad saat ditemui GNFI di Tebet Ecopark beberapa waktu lalu.

Mohammad hanya salah satu dari sekian banyak orang yang telah merasakan nikmatnya berlari. Bukan tak mungkin pula apabila Mohammad dan orang-orang lainnya nantinya tak hanya menjadikan lari sebagai sekedar olahraga, melainkan juga gaya hidup.

Manfaat Lari bagi Kesehatan

Booming olahraga lari agaknya merupakan tren yang positif. Sebab, pada dasarnya lari adalah kegiatan fisik yang menyehatkan. Jamak diketahui bahwa lari punya dampak baik bagi tubuh.

Sudah banyak kajian ilmiah yang membuktikan manfaat lari, salah satunya adalah riset oleh Duck-chul Leea dkk. yang dipublikasikan dalam jurnal Progress In Cardiovascular Diseases. Riset tersebut menemukan bahwa orang yang rutin berlari punya resiko kematian akibat kanker yang lebih rendah 30 sampai 50 persen dibandingkan orang yang tak terbiasa lari. Resiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler alias gangguan pada jantung dan pembuluh darah pun lebih rendah 45 sampai 70 persen.

Sebagaimana jamak diketahui, kanker dan penyakit kardiovaskuler adalah dua hal yang selama ini telah menyebabkan banyak kematian. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat bahwa lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler, sementara di Indonesia sendiri, angka kematiannya mencapai 651.481 orang pertahun. Di sisi lain, menurut  data WHO & American Cancer Society, 2023 bahwa sekitar 30-50% dari beragam jenis kanker dapat dicegah.

Manfaat Lari bagi Kesehatan

Rutin berlari punya banyak manfaat bagi kesehatan, di antaranya:

Card 1
Card 2
Card 3
Card 4
Card 5

Selain kanker dan penyakit kardiovaskuler, lari juga mampu melawan berbagai masalah kesehatan lainnya mulai dari Alzheimer, Parkinson, hingga infeksi saluran pernapasan. Hal yang tak kalah penting, dengan berlari maka seseorang akan terdorong untuk menerapkan berbagai hal positif yang menyehatkan seperti menjaga berat badan ideal dan menjauhi merokok.

Pada akhirnya, rutin berlari dapat membuat seseorang lebih sehat dan panjang umur. Dalam penelitian Duck-chul Leea dkk, disebutkan bahwa berlari menurunkan resiko kematian dini sebesar 25 sampai 40 persen. Pernyataan tersebut didukung oleh laporan WHO yang menyebut 6 persen kematian dini disebabkan oleh aktivitas fisik yang minim.

Lantas, seberapa banyak kita harus berlari agar merasakan manfaatnya? Untuk menjawab pertanyaan ini, Kawan dapat mengacu pada WHO Guidelines on Physical Activity and Sedentary Behaviour. Menurut panduan tersebut, orang dewasa dan lansia dianjurkan melakukan aktivitas aerobik seperti lari dengan intensitas sedang selama 150–300 menit per minggu atau dengan intensitas tinggi selama 75–150 menit per minggu. Jika ingin lebih optimal lagi, durasinya bisa ditambah menjadi lebih dari 300 menit dengan intensitas sedang atau lebih dari 150 menit dengan intensitas tinggi.

Semakin Ramai, Segini Banyaknya Pelari di Indonesia

Semakin banyak orang yang berlari bukan mengada-ngada, melainkan memang demikian adanya dan bisa dibuktikan dengan data.

Salah satu data yang dapat menunjukkan bahwa semakin orang yang berlari pernah dipublikasikan oleh produsen jam tangan lari, Garmin, pada Juli 2024 lalu. Ternyata, jumlah pelari Indonesia meningkat berlipat ganda dalam kurun waktu setahun.

Data tersebut dicatat berdasarkan aktivitas pengguna aplikasi Garmin Connect. Sebagai contoh, pada Mei 2024 diketahui terdapat lebih dari 80 ribu pengguna yang aktif berlari di Indonesia. Nah, angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan Mei tahun sebelumnya yang hanya mencapai sekitar 35 ribu pelari. Tak tanggung-tanggung, peningkatannya lebih dari dua kali lipat!

Di antara orang-orang yang gemar berlari, banyak di antaranya yang merupakan anak muda. Pernyataan ini pun bisa divalidasi dengan data yang menunjukkan bahwa lari merupakan salah satu olahraga yang paling digemari anak muda.

Laporan Jakpat bertajuk Indonesia Sports Habits and Healthy Lifestyle mencatat bahwa lari adalah aktivitas fisik terfavorit nomor dua di kalangan anak muda. Lari ternyata lebih disukai untuk dilakukan ketimbang olahraga-olahraga lain yang juga terbilang beken seperti bulutangkis dan sepak bola.

Dari 4477 responden, mereka yang berasal dari kalangan generasi Z dan milenial paling suka berjalan kaki sebagai aktivitas fisik harian. Untuk milenial, 50 persen dari mereka suka berjalan, sementara persentase gen Z yang menyukainya adalah 57 persen. Untuk lari, 37 persen milenial dan 32 persen gen Z menggemarinya.

Lari, Olahraga Favorit

Anak Muda Indonesia

Hasil Survei

2.2
People Run
0
persen milenial
0
persen gen Z

Menggemari Lari

Background
Quote 2

Lari dan bulutangkis lebih populer bagi Gen Z, sementara berjalan kaki dan bersepeda lebih populernya di kalangan generasi yang lebih tua.

Jakpat dalam laporan "Indonesia Sports Habits and Healthy Lifestyle"

Quote 1

Dari hasil survei terhadap responden secara keseluruhan, Jakpat memberi pernyataan yang semakin menegaskan bahwa orang yang menyukai lari sebagian besarnya memang adalah anak muda. "Lari dan bulutangkis lebih populer bagi Gen Z, sementara berjalan kaki dan bersepeda lebih populernya di kalangan generasi yang lebih tua" tulis Jakpat dalam laporannya.

Tentu bukan tanpa tujuan pula anak-anak muda dan seluruh masyarakat Indonesia rajin berolahraga, termasuk berlari. Masih dalam laporan yang sama, diketahui jika alasan nomor satu para responden rutin berolahraga adalah meningkatkan imunitas tubuh. Kemudian, meredakan stres jadi alasan terbanyak kedua yang dikemukakan.

Apakah Kawan GNFI termasuk anak muda yang menggemari lari?

Tips dan Panduan Berlari yang Aman untuk Pemula

Dengan segala kemudahan dan manfaatnya, siapapun bisa mulai mencoba olahraga lari. Namun, jangan dulu buru-buru langsung turun ke jalan karena ada berbagai hal yang penting untuk diketahui oleh pelari pemula.

Untuk membahas hal ini, GNFI berbincang dengan Ranger Komunitas Indorunners Surabaya, Rully Eko. Sebagai rangers, Rully bertugas layaknya asisten bagi pelatih untuk memberikan program latihan kepada anggota komunitasnya. Dengan pengalamannya, Rully menyampaikan beberapa hal penting yang harus diperhatikan.

Menurut Rully, fenomena meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga lari merupakan sebuah tren positif. Rully membeberkan ada . Pertama, ia menyarankan agar pemula memulai dulu olahraga larinya. Kedua, barulah secara bertahap pelari bisa menjadikan lari sebagai rutinitas. 

“Pertama, mulai saja dulu. Kedua, dirutinkan. Dalam artian harus ada konsistensi. Karena healthy lifestyle itu bukan sekali dua kali, tetapi merupakan culture yang terbina.” ujar Rully.

Jika seseorang sudah mampu menjadikan lari sebagai aktivitas rutin, ada hal penting ketiga yang perlu dilakukan, yakni setting goals. Entah itu untuk mengikuti perlombaan tertentu, sekedar menjaga pola hidup sehat, atau yang lainnya. 

"Sekarang banyak tuh teman-teman yang baru sekitar 3 atau 4 bulan lari dengan intensif dan mendapat prestasi yang cukup signifikan." lanjut Rully.

Selain memberikan tips bagi pelari pemula, Rully juga punya panduan berlari yang aman. Maklum saja, lari adalah olahraga yang lazimnya dilakukan di jalan raya yang sudah tentu dilintasi pula oleh pengguna jalan lainnya, terutama kendaraan. Rully mengingatkan pemula untuk memahami resiko-resiko yang ada dalam olahraga lari. Langkah mitigasi harus disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.

Tips Lari

Bagi Pemula

Lari

Mulai aja dulu!

Rutinkan sampai
jadi rutinitas

Kalendar
Medali

Tentukan tujuan

Sekedar sehat atau
ingin ikut lomba?

Ingin Lari

Aman?

Wajib Perhatikan Hal Ini!

Lari

Pilih sepatu
yang nyaman

Lari
Bulan

Hindari pakaian warna gelap saat berlari di malam hari

Jangan lupa topi dan sunscreen saat siang hari

Matahari
Lari

Larilah di trotoar.
Jika tidak ada, upayakan lari di jalan sambil melawan arus

Tangan

Beri sinyal saat akan berbelok

Beberapa tips dari Rully untuk berlari dengan aman adalah sebagai berikut:

1. Pilih sepatu yang nyaman untuk olahraga lari

2. Perhatikan pakaian yang dikenakan

Hindari pakaian berwarna gelap saat berlari di malam hari untuk meningkatkan visibilitas, serta gunakan sunscreen atau topi saat berlari di siang hari untuk melindungi kulit dari panas matahari.

3. Memperhatikan perilaku saat berlari:

Lari di trotoar jika memungkinkan. Jika harus berlari di jalan, lakukan dengan cara yang aman, seperti lari berlawanan arah jika tidak ada trotoar.

4. Membuat sinyal-sinyal tertentu:

Beri sinyal saat akan berbelok di jalan raya dengan melambaikan tangan, agar pengendara kendaraan bisa melihat dan menghindari potensi kecelakaan.

Dengan mengikuti panduan dan tips dari Rully Eko, para pelari pemula dapat memulai olahraga lari m dengan lebih aman dan efektif.

Daftar Merek Sepatu Lari Lokal: Bagus Tak Perlu Mahal!

Olahraga lari seringkali dipandang sebagai olahraga yang murah. Cukup dengan setelan pakaian dan alas kaki yang nyaman juga pas, lari pun bisa dilakukan. Jika tidak memiliki pakaian dan sepatu khusus lari, untuk beberapa orang tidak masalah. Dengan pakaian seadanya dan bahkan tanpa bersepatu pun aktivitas lari tetap bisa dilakukan sehingga tak ayal olahraga ini dianggap murah bin mudah.

Akan tetapi, bagi beberapa orang lainnya yang terlanjur candu terhadap olahraga lari peralatan khusus lari dianggap krusial. Khususnya sepatu lari. Adanya sepatu khusus lari dengan berbagai macam teknologi di dalamnya dianggap mampu menunjang sang pemakai saat berlari, entah itu agar bisa berlari lebih lama, kencang, sekadar nyaman, atau ketiganya sekaligus. Maka dari itu tak ayal, di tengah booming lari yang terjadi di Indonesia belakangan ini membuat anggapan lari jauh dari anggapan olahraga yang murah.

Sepatu lari sendiri ada banyak pilihannya sehingga para pelari bisa menyesuaikan budget sepatu mana yang mereka butuhkan.  Mulai yang fungsinya cocok untuk lari santai berjarak 5 kilometer sampai didesain untuk lari cepat full marathon yang dilengkapi dengan teknologi plat karbon. Semakin banyak teknologinya, biasanya semakin mahal harganya. Juga jangan lupa, harganya semakin mengelus dada jika yang diincar dari jenama terkenal seperti Nike, adidas, Asics, Saucony, Hoka, atau Puma. Pelbagai brand internasional itu memang kerap menguasai pasar sepatu lari dengan harga tinggi sampai jutaan lebih. Dengan harga selangit, desain yang apik, sehingga tak heran di tengah boom lari para calon runners sudah dihinggapi rasa minder sebelum benar-benar menjajal olahraga simpel ini.

Ketika brand luar negeri mencantumkan harga di luar kocek, brand dalam negeri pun bisa menjadi oase bagi para calon pEncandu olahraga lari. Harganya murah, tapi tidak murahan. Terjangkau, tapi tetap trendi dipakai. Sejumlah merek olahraga Indonesia seiring tahun memang sadar dengan meningkatnya popularitas olahraga lari di masyarakat. Mereka pun berlomba-lomba mendesain sepatu lari yang kece, tapi juga mementingkan fitur-fitur terkini serupa dengan brand sepatu lari luar negeri.

Orang Indonesia sendiri kebanyakan agaknya sudah sadar dalam menjadikan merek lokal sebagai pilihan utama. Dalam laporan yang dihimpun oleh Jakpat misalnya, sebanyak 3.934 koresponden dari kalangan milenial dan Gen Z sebanyak 75 persennya lebih memilih memakai merek lokal. Jelas hal ini menjadi kabar baik karena merek lokal yang dalam segi kualitas semakin tak jauh berbeda mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Dampaknya pun akan baik bagi kedua belah pihak. Bagi calon pencandu lari bisa lebih hemat membeli produk sepatu lari lokal, sementara sang brand bisa tetap survive, berinovasi dari keuntungan yang mereka dapat, atau bahkan bisa go international karena seiring besarnya kepercayaan dari pihak konsumen.

Deretan Merek Sepatu Lari Lokal

Ada beragam merek sepatu lari lokal yang bisa menjadi pilihan. Tak perlu khawatir kantong jebol, karena kebanyakan harganya ratusan ribu hingga satu jutaan saja. Soal kualitas pun tidak jauh berbeda dengan brand luar negeri, karena buktinya sudah dipercaya oleh banyak elite runner nasional. Apa saja sepatu lari lokal yang bisa menjadi pilihan calon pencandu lari? Berikut rekomendasinya:

Header

Merek-Merek

Sepatu Lari Lokal:

Bagus dan Terjangkau!

Kawan GNFI punya banyak pilihan sepatu lari, termasuk merek lokal yang tak kalah ciamik dari merek luar negeri!

910 NinetenOrtu SeigthMillsSPECSEagle

910

Dari banyaknya merek sepatu lari lokal, 910 (Nineten) mungkin menjadi paling tersohor dalam beberapa tahun terakhir. Brand yang berdiri sejak tahun 2010 tersebut khusus memproduksi sepatu lari yang didesain untuk pemula hingga atlet profesional. Keberadaan 910 sebagai brand khusus sepatu lari didukung pula oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang memang memiliki hobi lari. Popularitas brand 910 yang berdiri pada 2010 menanjak dari tahun ke tahun. Buktinya dalam ajang Maybank Marathon Bali 2024 sepatu mereka dikenakan pelari Kenya, Bernard Musau Wambua dan Raphael Gacheru Karita yang meraih podium pertama dan kedua di kelas half marathon.

Ortuseight

Di kalangan penggemar futsal dan sepak bola, nama Ortuseight bukanlah suatu nama merek sepatu yang asing. Jenama yang berdiri pada 2018 itu sudah sering memproduksi sepatu untuk cabang olahraga tersebut. Pamornya kian menanjak ketika mereka menjalin kerja sama dengan bintang futsal Indonesia, Bambang Bayu Saptaji. Selain futsal dan sepak bola, Ortuseight juga meramaikan dunia pelarian tanah air dengan sepatu larinya. Pada 2022 misalnya, mereka memproduksi sepatu plat karbon pertama di Indonesia yang kemudian dipakai elite runner Hendri Pardede di Boston Marathon.  

Mills

Sebagai produsen perlengkapan olahraga, Mills Sport masih anak baru seperti Ortuseight. Namun, seketika nama mereka kian besar karena menjalin kerja sama dengan sejumlah klub dan atlet olahraga mulai dari Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, Tranmere Rovers, Rico Zulkarnain,  hingga ONIC Esports. Semakin tingginya minat olahraga lari membuat Mills mengikuti jejak pesaingnya yang lain dengan memproduksi sepatu lari.

SPECS

Merek perlengkapan olahraga SPECS sudah muncul di Indonesia sejak tahun 1980-an. Mereka dengan bangga memegang predikat sebagai produsen olahraga yang 100 persen buatan Indonesia. SPECS dikenal dengan sepatu sepak bola dan sudah dikenal di kawasan Asia Tenggara. Setelah dari sepak bola, futsal, dan sepatu kasual, SPECS juga menghadirkan sepatu lari.  

Eagle

Eagle yang pertama kali memproduksi sepatu sejak 1986 juga merupakan merek lokal terbaik dalam urusan perlengkapan olahraga. Berbagai macam sepatu lintas olahraga telah diproduksi mereka semenjak itu. Tak terkecuali lari. Beberapa produk sepatu lari telah diproduksi Eagle dengan menghadirkan sejumlah pilihan tampilan untuk pria maupun wanita.

Kiat Mengikuti Event Lari, Jangan Asal Ikut!

Dewasa ini, marak diadakan event-event lari di berbagai penjuru Indonesia. Antusiasme masyarakat pun besar dengan jumlah peserta yang kerap kali mencapai ribuan orang. Tak jarang pula terdengar cerita orang-orang berebut mendapatkan slot peserta suatu event.

Event lari lazimnya digelar dengan format race alias balapan di mana peserta yang finish tercepat akan menjadi juara. Dalam suatu event, race biasanya diadakan dalam 5 kategori berdasarkan panjang rute yakni 5K (5 kilometer) 10K (10 kilometer, 21,6 kilometer (Half Marathon), dan Marathon (42,195 kilometer), meski ada pula event yang hanya mengadakan sebagian kategori saja, atau bahkan membuat kategori sendiri.

Dengan membayar biaya pendaftaran yang biasanya mencapai ratusan ribu rupiah, peserta event lari akan mendapatkan race pack berupa tas berisi jersi, BIB (tanda peserta), dan timing chip plus produk sponsor. Di lokasi event, umumnya peserta juga mendapat minuman plus makanan kecil, medali, serta aneka hiburan seperti doorprize dan panggung musik.

Mengikuti event lari bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang, terutama bagi mereka yang baru pertama kali mencoba. Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan khususnya bagi pemula agar keikutsertaannya bisa berjalan lancar dan menyenangkan. 

Untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan saat ingin mengikuti event lari, GNFI berbincang dengan pegiat lari dari komunitas ASN Runners dan BPS Runners, Avi Rudianita Widya. Perempuan yang biasa berlari di sela-sela pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil itu membagikan pengalamannya mengikuti berbagai event lari di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Menurut Avi, hal pertama yang perlu dilakukan oleh siapapun yang berminat mengikuti event adalah memastikan penyelenggaranya terpercaya. Ini penting mengingat ada beberapa event lari yang penyelenggaraannya kurang baik sehingga menimbulkan masalah, misalnya minuman dan makanan kecil yang disediakan tidak cukup, atau crowd control yang kurang teratur sehingga lokasi event menjadi semrawut.

"Lihat, siapa sih EO (event organizer)-nya," ujar Avi.

Avi menekankan bahwa penyelenggara event yang berpengalaman akan lebih baik dalam menyiapkan aspek teknis dan keselamatan peserta. Selain itu, faktor lokasi juga dinilai wajib diperhatikan. Sebisa mungkin pelari memilih event yang jalurnya steril dari kendaraan bermotor.

“Kalau tidak steril kan tidak enak. Aku pernah merasakan ikut event lari yg treknya tidak steril dan itu tidak nyaman banget. Harus bersaing dengan motor dan mobil." lanjutnya.

Di samping steril, lokasi event yang dekat dengan tempat tinggal jadi nilai plus. Ini penting mengingat event lari biasanya diselenggarakan pada dini hari sehingga waktu tempuh dari rumah ke lokasi harus diperhatikan guna menghindari keterlambatan.

Setelah memastikan penyelenggara event punya track record yang baik dan lokasinya sesuai, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah meminta saran dari sesama pelari. Ia biasanya memilih event lari berdasarkan rekomendasi dari teman-temannya yang sudah lebih dahulu mengikuti berbagai event.

“Kalau teman-teman komunitas banyak yang ikut, aku biasanya ikut juga. Rekomendasi peers sangat berpengaruh." Kata Avi lagi.

Tips Ikut

Event Lari

Ala Avi Rudianita

(Pegiat lari komunitas
ASN Runners & BPS Runners)

Lari

Pastikan penyelenggaranya terpercaya

Upayakan pilih yang jalurnya steril

Lokasi yang dekat dengan tempat tinggal jadi nilai plus

Minta rekomendasi dari pelari berpengalaman

Pilih kategori jarak yang sesuai dengan kemampuan fisik

Ala Rully Eko

(Ranger Indorunners Surabaya)

Persiapkan fisik dan mental

Bekali diri dengan latihan tambahan

Jaga kesehatan agar tetap fit

Lari

@rullyeardianto /
Instagram

Bagi yang baru pertama kali mengikuti event, meminta rekomendasi sesama pelari sangat penting. Dengan mendengarkan saran dari orang-orang yang lebih berpengalaman, peserta event baru dapat menghindari event yang penyelenggaraannya diprediksi kurang baik.

Setelah keputusan untuk mengikuti event lari sudah mantap, pemilihan kategori jarak jadi hal berikutnya yang perlu dipikirkan matang-matang. Avi menekankan pentingnya memilih jarak yang sesuai dengan kemampuan fisik.

Apa yang disampaikan Avi berkaitan erat dengan apa yang telah disinggung oleh Rully soal perlunya latihan rutin secara konsisten dan bertahap. Sebelum mengikuti event, pelari perlu berlatih agar kemampuan tubuhnya benar-benar siap melahap jalur sesuai dengan kategori jarak yang dipilih.

Menurut Rully, jika seseorang yang mampu rutin berlatih dan mulai memiliki target seperti keikutsertaan dalam race, maka latihan tambahan pun diperlukan. Sebab, seorang pelari jelas membutuhkan persiapan khusus sebelum mengikuti race.

"Contoh, rutinnya misal seminggu sekali. Sekarang tidak bisa untuk bisa untuk kita lari 5K, 10K, half marathon, atau marathon. Itu butuh persiapan-persiapan khusus sehingga awalnya yang rutinitas itu hanya seminggu sekali, jadi naik. " jelas Rully.

Selain persiapan fisik,  persiapan mental juga tak kalah penting. Sebab, olahraga lari adalah kombinasi antara fisik dan mental.

Terakhir, kesehatan harus selalu menjadi prioritas utama. Rully, yang juga bekerja di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, menekankan bahwa sebelum memutuskan untuk mengikuti event lari, peserta harus memastikan kondisi tubuh dalam keadaan prima.

"Jika merasa kurang fit, sebaiknya tidak memaksakan diri. Konsultasi dengan dokter bisa menjadi langkah bijak," sarannya. Ini terutama penting jika jarak lari yang akan diikuti cukup jauh atau jika peserta merasa fisiknya belum sepenuhnya siap.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Kawan GNFI dapat mempersiapkan diri

dengan baik sebelum mengikuti event lari. Apalagi, event lari haruslah menyenangkan dan bisa dinikmati.

"Lari membutuhkan konsistensi dan disiplin. Dan ini harus dipahami sejak awal dengan menanamkan mindset bahwa lari bukan hanya tentang mencapai garis finish, tetapi juga tentang menikmati setiap langkah selama perjalanan,” tutur Rully.

Dibuat oleh Good News From Indonesia
Logo GNFI