
Wara-Wiri Mobil China di Indonesia
Saat melihat banyaknya mobil yang berlalu-lalang di jalan raya, pernahkah terlintas di benak Kawan GNFI soal dari negara mana pembuat mobil-mobil tersebut berasal?
Bicara soal produsen mobil, agaknya semua akan mengatakan bahwa mobil Jepang adalah yang paling banyak ditemui. Ya, sejak dulu, masyarakat Indonesia memang akrab dengan merek-merek seperti Toyota, Honda, atau Daihatsu.
Meski demikian, jika Kawan GNFI memperhatikan lebih dekat, mungkin akan ada satu-dua mobil di luar merek populer dari Jepang. Bisa jadi, mobil tersebut adalah buatan pabrikan China.
Mobil China memang kini tengah jadi fenomena tersendiri di dunia otomotif. Meski belum begitu banyak, namun kini keberadaan kuda besi asal Negeri Tirai Bambu semakin lazim ditemui di jalanan Indonesia.
Ragam Merek Mobil China di Indonesia
Siapa pionir maraknya mobil China di Indonesia? Ternyata Wuling menjadi pembuka jalan bagi gelombang mobil asal China di Tanah Air. Produk yang berada di bawah PT SAIC-GM-Wuling Automobile (SGMW) Indonesia ini berhasil mendobrak stigma masyarakat terhadap produk Cina yang dikenal murah dan berkualitas di bawah standar.
Sejak kapan gelombang mobil China menyerbu Indonesia?



Wuling adalah pionirnya.
Mereka hadir sejak 2017 dan berhasil masuk ke deretan 10 besar mobil terlaris di Indonesia hanya dalam waktu tujuh tahun

Sebelumnya Chery juga pernah hadir di Indonesia, namun hengkang pada 2013 karena penjualannya terus melandai
Kini, semakin banyak produsen mobil China yang masuk ke Indonesia:

Wuling

Chery

Great Wall Motor
(GWM)

Build Your Dream
(BYD)
Sejak didirikannya Wuling Motors di Indonesia pada 11 Juli 2017, mobil ini terus menunjukkan kenaikan penjualan yang signifikan. Tercatat, 5.050 unit mobil telah terjual pada periode Juli-Desember 2017 dan langsung memperoleh 0,5 persen pasar otomotif Indonesia. Hanya dalam waktu tujuh tahun, Wuling berhasil bertengger di deretan 10 besar mobil terlaris di Indonesia.
Setelah Wuling berhasil masuk ke pasar Indonesia, sejumlah produsen-produsen mobil China lain ikut menyusul. Sebut saja misalnya Great Wall Motor (GWM) dan Build Your Dream (BYD). Selain itu, ada pula merek yang sebenarnya tidak asing bagi publik Indonesia, yakni Chery.
Chery merupakan merek mobil China yang pernah masuk ke pasar Indonesia pada 2006. Dengan demikian, kendati yang mengawali demam mobil China di Indonesia adalah Wuling, Chery jadi ‘nenek moyang’ bagi mobil-mobil tersebut.
Hanya saja, kiprah Chery tak bertahan lama karena perusahaan asal Provinsi Anhui itu memutuskan hengkang dari Indonesia per 2013 akibat penjualannya yang terus melandai. Kini, mereka pun mencoba peruntungannya lagi di Indonesia.
Mobil China di Tengah Dominasi Jepang
Pada awal 2024, Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) kembali hadir menyapa masyarakat, tepatnya pada 15–25 Februari lalu di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Sejumlah produsen mobil memperkenalkan meluncurkan model terbarunya di ajang besar tersebut.
Produsen mobil asal China pun tak ketinggalan unjuk gigi. Bahkan, IIMS 2024 tak ubahnya panggung bagi produk-produk dari Negeri Tirai Bambu. Setidaknya terdapat lebih dari 50 brand otomotif dan lebih dari 180 exhibitor yang terlibat. Di dalamnya, terselip nama-nama seperti Wuling, Chery, GWM, dan BYD.
Di IIMS 2024, produsen mobil China memperkenalkan produk keluaran terbarunya kepada masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, banyak pula mobil China yang meraih penghargaan. Wuling, misalnya mendapat tiga penghargaan lewat Wuling Air EV dan Wuling Binguo EV. Lalu dua mobil Chery, yakni Chery Omoda 5 GT dan Chery Omoda E5 meraih total tiga penghargaan. Sementara itu, BYD meraih empat penghargaan lewat Atto3 dan Seal.
IIMS, Panggungnya
Mobil China untuk Unjuk Gigi






Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di Jakarta pada 15-25 Februari 2024 jadi panggung bagi berbagai produk otomotif mutakhir, tak terkecuali mobil China
Wuling, Chery, GWM, dan BYD tak ketinggalan hadir. Tak sekedar memamerkan produknya, mereka juga meraih sejumlah penghargaan bergengsi


Wuling mendapat tiga penghargaan lewat Wuling Air EV dan Wuling Binguo EV


Dua mobil Chery, yakni Chery Omoda 5 GT dan Chery Omoda E5 meraih total tiga penghargaan


BYD meraih empat penghargaan. Atto3 dan Seal jadi dua produk penymbang penghargaan itu
Ajang seperti IIMS sudah tentu jadi panggung bagi produsen mobil China dan produk-produknya untuk mendekatkan diri kepada publik Indonesia. Selain IIMS, mobil-mobil China juga tampil dalam pameran otomotif besar lain, yakni Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS).
Dalam GIIAS 2024 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City pada 18-28 Juli 2024, produsen-produsen mobil China juga hadir. Seperti di IIMS, terdapat mobil China yang mendapat penghargaan, yaitu GWM Tank 300 yang memenangkan kategori SUV terfavorit. Tak hanya itu, BYD M6 juga jadi mobil yang paling banyak dites.
Tampil di IIMS, GIIAS, dan ajang-ajang sejenis lainnya sekaligus jadi upaya mobil China untuk bersaing di tengah dominasi merek Jepang. Bertahun-tahun sudah mereka mengibarkan bendera perang terhadap raksasa otomotif yang sudah lebih dulu mapan di Indonesia.
Walau kehadiran produknya kini begitu masif, mobil China masih belum mampu menggoyahkan dominasi Jepang. Harus diakui, mobil-mobil Jepang memang sudah sedemikian menggurita di Indonesia. Masyarakat negeri ini sudah pasti sangat akrab dengan merek-merek seperti Toyota, Honda, atau Mitsubishi, dan data membuktikan bahwa sebagian besar mobil yang terjual di Indonesia memang adalah bikinan produsen Jepang.
Hal ini memang ditunjukkan oleh fakta di mana menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) sepanjang Januari-September 2024, mobil Jepang masih mendominasi penjualan ritel (dari dealer ke konsumen). Tercatat, produsen Jepang berhasil menjual 594.701 unit mobil. Sementara itu, produsen China hanya menjual 35.750 unit.
Bukti dominasi mobil Jepang lainnya adalah kokohnya Toyota sebagai pemain terkuat di pasar otomotif roda empat Indonesia. Toyota menguasai market share sebesar 33,1 persen. Bandingkan dengan Wuling selaku produsen mobil China terlaris di Indonesia yang cuma menguasai 2,7 persen market share.
Mobil Listrik, Wujud Kedigdayaan Mobil China
Jika diperhatikan, kebanyakan mobil China yang beredar di Indonesia adalah mobil bertenaga listrik alih-alih bahan bakar minyak. Ya, bisa dibilang China menggunakan mobil listrik sebagai “senjata andalan” untuk mendapat tempat di pasar Indonesia.
Jika dilihat lebih dalam, sebetulnya tak mengherankan mengapa China banyak merilis mobil listrik. Sebab, ternyata mereka memang punya modal berupa kemampuan untuk membuat salah satu komponen terpenting mobil listrik, yakni baterai, dalam skala yang amat besar.
Kini, China adalah produsen baterai nomor wahid di dunia. Menurut perusahaan konsultan yang berbasis di London, Benchmark Mineral Intelligence, China mampu menguasai 69 persen dari total produksi baterai global. Jumlah tersebut cukup untuk menghidupkan 90 juta mobil listrik per tahun.
Menariknya, China sebetulnya tidak punya sumber daya alam yang kaya-kaya amat untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai. Akan tetapi, bukan China namanya kalau tak banyak akal soal bisnis. Mereka punya strategi jangka panjang yang jitu guna mendapatkan bahan baku baterai yang mencukupi, yaitu dengan menguasai tambang di negara lain.
Sederet perusahaan energi China diketahui telah mengakuisisi saham-saham pertambangan di lima benua. Langkah China semakin tak terbendung setelah Amerika Serikat (AS) gagal mengikuti langkah mereka. Dalam laporan New York Times yang terbit pada 26 Mei 2023, perusahaan-perusahaan AS bahkan banyak yang justru menjual tambang ke pengusaha China. Dampaknya, China menguasai 41 persen tambang kobalt dan 28 persen tambang litium dunia.
Selain menguasai sumber daya mineral bahan baku baterai, dukungan penuh pemerintah juga jadi faktor yang membuat China produsen mobil listrik terdepan dunia. Ulasan Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyebut bahwa pemerintah China menerapkan sejumlah kebijakan penting agar industri dalam negerinya terus menggenjot produksi mobil listrik, mulai dari subsidi, keringanan pajak, pemberian kontrak pengadaan, serta insentif lainnya.
Dengan dua 'jurus sakti' di atas, bisa dipahami mengapa mobil listrik China merambah dunia. Berdasarkan data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), penjualan mobil energi terbarukan China pada 2023 mencapai 1,19 juta unit. Angka ini meningkat 46 persen daripada Desember 2022 dan 16,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dari total tersebut, sekitar 825.000 di antaranya mobil listrik baterai dan 364.000 plug-in hybrid.
Di Indonesia, situasinya mirip, di mana China menguasai pasar mobil listrik. Sepanjang 2023 saja, merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), 17.051 unit kendaraan listrik baterai (BEV) terjual di Indonesia pada Januari—Desember 2023. Dari angka tersebut, sekitar 7.423 unit atau lebih dari 43 persennya saja diproduksi oleh Wuling, belum lagi produsen China lainnya.
Mobil Listrik Menjadi Senjata,
China Bertarung di Tengah
Dominasi Jepang
Meski mobil
China semakin
marak di Indonesia,
merek Jepang
masih jadi
penguasa pasar

Berdasarkan data Gaikindo,
terbukti bahwa angka penjualan
mobil Jepang masih unggul jauh
dibandingkan mobil China





*Data penjualan Januari-September 2024
*Angka dalam unit
Merebut Hati Konsumen, Menjamah Dunia
Mobil China memang masih kalah pamor ketimbang mobil Jepang. Namun,tentu ada alasan tersendiri mengapa mobil China kian diminati di Indonesia.
Dengan keberadaannya yang semakin sering dijumpai sembari wara-wiri di jalanan Indonesia, masyarakat pun mulai semakin menerima kehadiran mobil China. Memang ada stigma negatif bahwa barang bikinan China berkualitas rendah dan mudah rusak. Namun ternyata, khusus untuk mobil, publik Indonesia punya pandangan yang berbeda.
Berdasarkan hasil riset dari Vero dan Webridge, 66 persen konsumen memberikan pandangan positif akan kehadiran mobil China di Indonesia. Lantas, apa saja yang membuat mobil China semakin dilirik masyarakat Indonesia?
Hal utama yang membuat mobil China bisa diterima adalah harganya yang terjangkau. Produsen mobil China mampu mengatur strategi penetapan harga secara optimal. Hasilnya, harga mobil jadi tak terlampau memberatkan kantong masyarakat Indonesia kebanyakan.
Murahnya harga mobil China tak lepas dari ongkos produksi yang efisien. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, pada Februari 2024 memberi bocoran mengapa negaranya bisa memproduksi mobil canggih dengan harga yang sedemikian murah.
“Pembagian kerja dan kolaborasi yang saling menguntungkan merupakan ciri khas rantai industri otomotif. Perkembangan industri otomotif China yang sangat pesat sehingga telah menghasilkan produk-produk hemat biaya dan berkualitas tinggi,” kata Mao Ning seperti diwartakan Antara.
Lebih lanjut lagi, melalui analisis percakapan di media sosial, diketahui bahwa 40 persen konsumen membahas daya saing produk dan layanan mobil China, sementara 29 persen konsumen menitikberatkan pada teknologi dan inovasi. Konsumen Indonesia juga sangat tertarik dengan aspek fungsional dan desain dari produk China, serta ketersediaannya di pasaran secara online dan offline.
Saat masyarakat Indonesia menyambut positif gelombang kedatangan mobil China, hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain. Masifnya kehadiran mobil China sebetulnya tak hanya terjadi di Indonesia. Faktanya, apa yang sedang terjadi hanyalah bagian kecil dari sebuah fenomena global di mana China memang sedang getol memasarkan mobil produksinya ke berbagai belahan dunia.
Tahun 2023 bisa dibilang adalah puncak pencapaian China dalam bisnis mobil. Bagaimana tidak, mereka berhasil menjadi negara pengekspor mobil terbesar di dunia setelah dalam beberapa tahun terakhir ini ekspor mobil selalu dikuasai Jepang.
Menurut laporan Kyodo, Data Asosiasi Manufaktur Otomotif Jepang yang dirilis pada akhir Januari 2024 menunjukkan bahwa Jepang mencatatkan ekspor sebanyak 4,42 juta unit kendaraan sepanjang 2023, 16 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Meski mengalami peningkatan, nyatanya ekspor Jepang tetap kalah dari China.
Mobil China
juga Merambah Dunia

Buktinya, China menjadi negara pengekspor mobil terbesar dunia pada 2023
4,91 juta mobil
diekspor sepanjang 2023
meningkat 58%
dibandingkan tahun sebelumnya
China berhasil menggeser
dominasi Jepang sebagai rajanya
eksportir mobil



Bagaimana tidak, China mencatatkan peningkatan yang bombastis, yakni 58 persen. Total, China mengekspor 4,91 juta mobil sepanjang 2023 di mana angka tersebut banyak ditopang oleh mobil listrik. Sebelumnya, terakhir kali Jepang tidak menjadi pengekspor mobil terbesar adalah pada 2016 saat disaingi oleh Jerman.
Dengan angka ekspornya yang sedemikian besar, China menyalip Jepang sebagai eksportir mobil terbesar dunia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Sementara industri otomotif Jepang kerap lesu sejak awal 2000-an, China mampu tampil sebagai pemain baru yang patut diperhitungkan di kancah industri otomotif dunia.